Penggunaan Windows 7 Melonjak Tajam di 2025, Saat Pengguna Menolak Pindah ke Windows 11
Di tengah mendekatnya akhir dukungan untuk Windows 10, data terbaru dari StatCounter justru menunjukkan tren yang mengejutkan: penggunaan Windows 7 meningkat tajam hingga hampir 10% dalam satu bulan terakhir.
Sistem operasi yang seharusnya sudah “pensiun” sejak 2020 ini tiba-tiba kembali digunakan oleh lebih banyak pengguna PC di seluruh dunia — sebuah fenomena yang menarik sekaligus membingungkan.
📊 Lonjakan Tak Terduga
Berdasarkan laporan StatCounter, Windows 7 kini tercatat digunakan di 9,61% perangkat Windows, naik signifikan dari 3,59% bulan sebelumnya. Padahal, selama beberapa tahun terakhir, sistem operasi ini hanya bertahan di kisaran 2% pangsa pasar.
Lonjakan ini terjadi bersamaan dengan masa transisi besar: Windows 10 akan mencapai akhir dukungan (End of Support) dalam dua minggu ke depan. Sejumlah pengguna tampaknya enggan melompat ke Windows 11 dan justru memilih untuk kembali ke sistem operasi lawas yang mereka anggap lebih stabil dan familiar.
Meski begitu, banyak pihak menduga bahwa peningkatan ini hanyalah anomali data sementara, mengingat StatCounter mengandalkan sampel perangkat yang tidak selalu merepresentasikan kondisi global secara akurat.
🧩 Windows 11 Masih Tertahan
Sementara itu, pangsa pasar Windows 11 stagnan di angka 48%, tidak menunjukkan pertumbuhan berarti dalam sebulan terakhir. Sebaliknya, Windows 10 turun ke sekitar 40%, sesuai prediksi menjelang berakhirnya masa dukungan.
Namun, fakta bahwa Windows 11 tidak mencatat peningkatan menjelang akhir era Windows 10 cukup mengejutkan — dan bisa menjadi sinyal adanya penolakan pasar terhadap sistem operasi terbaru Microsoft.
Beberapa faktor yang diyakini berkontribusi terhadap hal ini antara lain:
• Persyaratan perangkat keras yang ketat (seperti keharusan TPM 2.0).
• Fokus berlebihan pada fitur AI yang belum memberikan manfaat nyata bagi pengguna umum.
• Update bulanan yang sering menimbulkan bug atau perubahan tidak diperlukan.
Kombinasi faktor tersebut membuat sebagian pengguna merasa frustrasi terhadap arah pengembangan Windows dalam beberapa tahun terakhir.
⚠️ Risiko Menggunakan Windows 7 di 2025
Meski tren ini terlihat menarik, menggunakan Windows 7 di 2025 jelas bukan langkah yang aman. Sistem operasi berusia 16 tahun ini tidak lagi menerima pembaruan keamanan sejak 2023, dan banyak perangkat keras maupun aplikasi modern yang sudah tidak kompatibel.
Dengan kata lain, kembali ke Windows 7 mungkin memberikan kenyamanan nostalgia, tetapi juga membuka pintu bagi potensi masalah keamanan dan kompatibilitas yang serius.
🚀 Microsoft Perlu Langkah Baru
Kegagalan Windows 11 untuk meningkatkan adopsi di masa kritis ini menunjukkan bahwa Microsoft menghadapi tantangan besar dalam mempertahankan kepercayaan pengguna. Kritik terhadap desain, kebijakan pembaruan, dan pendekatan AI-first semakin sering muncul di komunitas pengguna.
Jika siklus klasik “Windows bagus–Windows buruk” kembali terulang, mungkin Windows 12 akan menjadi kesempatan bagi Microsoft untuk memperbaiki arah dan mengembalikan reputasi Windows sebagai sistem operasi yang stabil dan disukai.
💬 Apa pendapat kamu?
Apakah Windows 11 benar-benar terlalu membatasi, atau pengguna hanya belum siap meninggalkan kenyamanan Windows 10 — bahkan sampai rela kembali ke Windows 7?
